Stratigrafi mempunyai arti sempit yaitu ilmu pemerian lapisan–lapisan batuan.
ha tersebut ditinjau dari arti katanya yaitu, strata (stratum)
yang berarti lapisan batuan, dan grafi (grafis) yaitu
pemerian/gambaran. Arti luas dari stratigrafi adalah ilmu yang membahas aturan,
hubungan, dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan
waktu.
Ilmu stratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke 19. Perintisnya
adalah William Smith. Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan muncul pada
urutan yang sama (superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan
tanah yang terendah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian.
2.1
Prinsip-prinsip
Stratigrafi
2.1.1 Uniformitarianisme
“The Present is the key to the past.” (James
Hutton, 1785) Maksudnya adalah bahwa proses-proses geologi alam yang
terlihat sekarang ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses geologi masa
lampau. Uniformitarianisme adalah peristiwa yang terjadi pada masa geologi
lampau dikontrol oleh hukum-hukum alam yang mengendalikan peristiwa pada masa
kini. Contoh :pembentukan endapan sediment di muara sungai yang membentuk
delta, akan menghasilkan 3 bagian yang berbeda kemiringan lapisan batuan, maka
bila dijumpai tipe endapan yang terdiri dari top set, bottom set, dan fore set,
menunjukkan adanya proses pengendapan di muara sungai. Jadi
penentuan paleogeografi bisa ditentukan berdasar pembacaan data yang terekam
pada batuan. Dengan mudah kita dapat menentukan kedalaman lingkungan sediment
laut berdasar keberadaan fosil organisme,terumbu karang, yang menunjukan laut
dangkal, dan endapan diatome untuk laut dalam.
2.1.2 Original
Horizontality
“Pada awalnya sedimen akan
diendapakan sebagai lapisan-lapisan yang mendatar”(Steno, 1669). Sedimen yang baru terbentuk
cenderung mengikuti bentuk dasarnya dan cenderung untuk menghorizontal, kecuali
cross bedding. Hal ini karena pengaruh sedimen dikontrol oleh hukum gravitasi dan
hidrolika cairan, Apabila dijumpai lapisan yang
miring, berarti sudah mengalami deformasi.
Deformasi adalah proses perubahan bentuk
dan/atau volume akibat stress. Deformasi sering juga disebut sebagai strain.
• Stress adalah gaya yang bekerja pada suatu permukaan (per satuan
luas).
Jenis-jenis Deformasi:
·
compression:
dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling
menekan batuan. Batuan akan mengalami pemendekan (shortening) melalui
perlipatan atau patahan.
b.
tension: dihasilkan akibat gaya eksternal
yang saling berhadapan dan keduanya saling menjauhi batuan. Batuan akan
mengalami pemanjangan.
· shear:
dihasilkan akibat gaya eksternal yang bekerja saling sejajar namun berlawanan
arah. Batuan akan mengalami pergeseran antar perlapisan.
2.1.3 Superposisi
“Dalam urutan pengendapan
batuan yang belum mengalami perubahan (dalam keadaan normal), batuan yang tua
ada di bawah dan yang muda ada di atas”(Steno,
1669).
Dalam
keadaan yang tidak terganggu, lapisan paling tua akan berada dibawah lapisan
yang lebih muda. Hal ini secara logis dapat dijelaskan bahwa proses pengendapan
mulai dari terbebtuknya lapisan awal yang terletak di dasar cekungan,
selanjutnya ditutup oleh lapisan yang terendapkan kemudian, yang tentu lebih
muda dari ditutupinya.
2.1.4 Cross
Cutting Relationship
Hukum ini menyatakan bahwa “Batuan yang terpotong
mempunyai umur geologi yang lebih tua daripada yang memotong.” (James Hutton, 1726).
Prinsip-prinsip Cross-cutting Relationship :
a.
Cross-cutting Relationship Struktural, dimana suatu
retakan yang memotong batuan yang lebih tua
b.
Cross-cutting Relationship Stratigrafi, terjadi jika
erosi permukaan atau ketidakseragaman memotong batuan yang lebih tua, struktur
geologi atau bentuk-bentuk geologi yang lain.
c.
Cross-cutting Relationship Sedimentasi, terjadi jika
suatu aliran telah mengerosi endapan yang lebih tua pada suatu tempat. Sebagai
contoh suatu terusan atau saluran yang terisi oleh pasir.
d.
Cross-cutting Relationship Paleontologi, terjadi jika
adanya aktivitas hewan dan tumbuhan yang tumbuh. Sebagai contoh ketika jejak
hewan yang terbentuk atau terendapkan pada endapan berlebih.
e. Cross-cutting
Relationship Geomorfologi, terjadi pada daerah yang berliku atau bergelombang
(sungai, dan aliran di sepanjang lembah).
2.1.1
Faunal Succesion
Fosil (fauna) akan berbeda pada setiap perbedaan umur
geologi, fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di
lapisan atasnya. Fosil-fosil yang dijumpai pada perlapisan batuan secara
perlahan mengalami perubahan kenampakan fisiknya (ekibat evolusi) dalam cara
yang teratur mengikuti waktu geologi. Demikian pula suatu kelompok organism
secara perlahan digantikan oleh kelompok organism lain. Suatu perlapisan
tertentu dicirikan oleh kandungan fosil tertentu. Suatu perlapisan batuan yang
mengandung fosil tertentu dapat digunakan untuk koreksi antara suatu lokasi
dengan lokasi yang lain.
2.1.2
Lateral Continuity
“Pengendapan
lapisan batuan sedimen akan menyebar secara mendatar, sampai menipis atau
menghilang pada batas cekungan dimana ia diendapkan” (Steno, 1669). Lapisan yang diendapakna oleh air
terbentuk terus-menerus secara lateral dan hanya membaji pada tepian
pengendapan pada masa cekungan itu terbentuk.
2.1.3
Law of Inclusion
Suatu tubuh batuan yang mengandung fragmen dari batuan
yang lain selalu lebih muda dari tubuh batuan yang menghasilkan fragmen
tersebut.
2.1.4
Kompleksitas
“Kondisi tektonik yang lebih kompleks menunjukkan bahwa telah terjadi gangguan tektonik intensif pada daerah tersebut”. Hal ini menunjukkan daerah
tersebut berumur leih tua disbanding lapisan batuan yang berstruktur lebih
sederhana.
2.1.5
Hukum “V”
Pola penyebaran singkapan batuan dipengaruhi oleh
kemiringan lapisan batuan dan topografi. Hubungan antara kemiringan lapisan
batuan dan topografi daerah dirumuskan dengan Hukum “V”.
2.1.6
Isostasi
Yaitu diferensiasi berdasarkan
kerapatan jenis. Massa jenis yang lebih berat berada di bagian bawah, sedangkan
yang lebih ringan berada di bagian atas. Kerak benua lebih ringan, sehingga berada
di atas kerak samudera. Kerapatan jenis kerak benua = 2,7 sedangkan kerak
samudera = 2,95.
2.1.7
Conformity dan Unconformity
Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis
batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu
(menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara umum
di lapangan ditunjukkan dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau
hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.
Ketidakselarasan (Unconformity) : hubungan antara satu lapis
batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya berlangsung secara tidak kontinu.
Jenis-jenis Unconformity:
a. Disconformity adalah
salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan
(sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya) yang
dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana
tidak terjadi pengendapan).
b. Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis
ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan)
dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak
yang membentuk sudut.
c. Nonconformity adalah
salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan
(sekelompok batuan) dengan satu batuan beku atau metamorf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar